Muhammadiyah Ingin Seperti Sapi atau Harimau?
Oleh: Mesa Muslih
(Ketua PDPM Kota Mataram)
Suatu ketika
Ketua PWM NTB pertama HS Habib Adnan (almarhum) pernah bertanya kepada Ketua PP
Muhammadiyah saat itu HM Amien Rais. Pertanyaannya sederhana, mengapa harimau
yang dilindungi populasinya jauh lebih kecil dibanding sapi. Padahal sapi tiap
hari disembelih?
Menurut Habib,
jawabannya karena sapi memberi manfaat bagi manusia sehingga dipelihara dan
dirawat sepenuh hati. Sedangkan harimau kebanyakan memberi mudharat sehingga
diburu dan dibantai.
Muhammadiyah menurut
Habib Adnan dianalogikan seperti sapi itu. Muhammadiyah dinilainya terus memberi manfaat kepada umat sehingga organisasinya terus tumbuh dan amal usahanya terus
berkembang di mana-mana baik di dalam maupun luar negeri.
Dialog Habib
Adnan dan Amien Rais yang dituturkan kembali mantan Ketua PWM NTB Drs H Syamsuddin
Anwar itu menjadi pemicu semangat kader Muhammadiyah NTB untuk terus memberikan
manfaat kepada umat. Dalam kondisi apapun, kader
Muhammadiyah akan terus menyampaikan dakwah. Dan, bentuk dakwah yang
dikedepankan adalah dakwah bil hal atau dakwah dengan perbuatan.
Kader Muhammadiyah tidak akan pernah ragu menyebut dirinya Muhammadiyah.
Resikonya semua perbuatannya akan dianggap orang sebagai buah ajaran
Muhammadiyah. Hal ini akan membuat yang bersangkutan terus termotifasi untuk
terus berbuat kebaikan dan member manfaat kepada orang lain. Sebab jika dia
melakukan perbuatan yang tidak baik, maka nama Muhammadiyah juga akan
tercoreng.
Dari dakwah bil
hal ini, orang akan tertarik terhadap dakwah Muhammadiyah dan diharapkan
terpacu untuk ikut pula berdakwah memurnikan ajaran Islam sebagaimana tujuan
Muhammadiyah didirikan.
Motifasi
melakukan dakwah bil hal ini pula yang membuat Muhammadiyah getol mendirikan
berbagai amal usaha. Melalui amal usaha Muhammadiyah ini
diharapkan dakwah Muhammadiyah akan terus berlangsung sampai kapanpun. Amal
usaha Muhammadiyah ini tidak hanya berupa lembaga pendidikan berupa madrasah,
sekolah umum dan pondok pesantren. Muhammadiyah juga banyak mendirikan klinik
kesehatan, klinik bersalin, hingga rumah sakit. Di Bidang ekonomi Muhammadiyah
juga mengembangkan koperasi hingga bank syariah serta organisasi pemberdayaan
ekonomi umat. Di Bidang hukum, LBH Muhammadiyah bertebaran di sejumlah daerah.
Di Bidang sosial Panti Asuhan Muhammadiyah juga banyak didirikan.
Muhammadiyah harus terus memberikan manfaat bagi umat, sehingga tak heran umat membutuhkan
Muhammadiyah. Dari situlah dakwah Muhammadiyah terus berlangsung.
Meski NTB belum menjadi basis utama massa Muhammadiyah di Indonesia, perkembangan amal usaha Muhammadiyah di NTB terbilang luar
biasa. Hingga Januari 2010 ini tercatat sudah 37 sekolah setingkat SD hingga
SMA yang berdiri, serta tiga universitas. Muhammadiyah juga memiliki sejumlah
klinik dan Rumah sakit serta amal usaha lainnya. Muhammadiyah juga mengelola
sejumlah panti asuhan dan lembaga ekonomi pemberdayaan umat.
Amal usaha yang
didirikan Muhammadiyah tidak sepenuhnya bertujuan provit. Banyak amal usaha
yang didirikan di daerah terpencil dengan maksud memberikan agar akses
pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman. Bahkan pada awal
kelahirannya, sekolah maupun madrasah yang didirikan Muhammadiyah kerap menjadi
yang pertama berdiri di NTB.
''Meski amal usaha Muhammadiyah begitu banyak, Pengurus Muhammadiyah tidak
ada yang kaya. Gedung dakwah saja baru bias kita dirikan, dan saat ini dan
masih dalam proses pembangunan,’’ tutur Syamsuddin dalam dialog dengan penulis beberapa waktu lalu.
Tidak hanya
mengembangkan amal usaha, Muhammadiyah juga membentuk sejumlah lembaga dan
majelis yang bertujuan pemberdayaan umat, maupun lembaga dakwah. Lembaga
pertama yang dibentuk adalah Majelis Tabligh. Di NTB Majelis Tabligh telah ada
seiring dengan lahirnya Muhammadiyah di NTB, namun mulai efektif sekitar tahun
1935. Lembaga Tabligh bertugas mengajak manusia dan umat Islam untuk kembali
kepada ajaran Al Quran dan Hadits serta membebaskan Islam dari Tahayul Bidah
dan Churafat (TBC). Hingga saat ini Majelis Tabligh Muhammadiyah aktif
menggelar pengajian rutin, mulai di tingkat wilayah hingga ranting Muhammadiyah
di desa.
Seiring dengan
berkembangnya amal usaha di bidang pendidikan, Muhammadiyah membentuk Majelis
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan.
Ada juga Majelis Pembina Kesejahteraan Umat yang didirikan tahun 1990.
Sebelumnya pada tahun 1978 di NTB juga dibentuk Majelis Tarjih dimana salah
satunya bertugas mengkaji hukum Islam yang menjadi dasar pelaksanaan dakwah
Muhammadiyah. Muhammadiyah NTB juga membentuk Majelis Wakaf dan Kehartabendaan
yang mulai berdiri sejak tahun 1959 lalu. Majelis tersebut bertugas
menginventaris tanah wakaf, amal usaha hingga mempelopori berdirinya
perpusatakaan, penerbitan Muhammadiyah dan sebagainya. Selain itu, Muhammadiyah
juga membentuk lembaga lain seperti
Majelis ekonomi, Majelis Hikmah dan sebagainya. (*)
0 komentar:
Posting Komentar